Newest Post

RANGKAIAN ALAT 2 RELAY

| Kamis, 25 Juni 2015
Baca selengkapnya »
Nama : Merna Ermi Yanti
Kelas : 2CB
NIM : 061430700538
Mata Kuliah : Interface Komputer 
Dosen pembimbing: Ali Firdaus S.Kom M.Kom


TEKNIK KOMPUTER
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014/2015


LAPORAN INTERFACE KOMPUTER
“RANGKAIAN 2 RELAY”

I.                Pendahuluan
Relay  adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup.
 Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus / tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 A / AC 220 V) dengan memakai arus / tegangan yang kecil (misalnya 0.1 A / 12 Volt DC).

II.              Tujuan
Tujuan penggunaan relay :
a.       Mahasiswa dapat mengendalikan sebuah rangkaian menggunakan relay.
b.      Mahasiswa dapat mengontrol sistem arus tinggi dengan memakai arus yang rendah

III.            Alat dan Bahan
Rangkaian 2RELAY :
1.       Papan PCB                                      1 buah
2.       Relay 6 volt                                     2 buah
3.       LED                                                 2 buah
4.       Terminal Block 3 pin                       2 buah
5.       Capacitor 2200uf/50volt                  1 buah
6.       Capacitor 100uf                               1 buah
7.       Transistor D313                               2 buah
8.       IC7812                                             1 buah
9.       1N4007                                            6 buah
10.   Resistor 100 ohm                             2 buah

Rangkaian Lampu :
1.       Papan PCB matrik                        1 buah
2.       Bohlam Lampu 5 Watt                 2 buah
3.       Trafo                                             1 buah
4.       Dudukan Lampu                           2 buah
5.       Kabel                                            2 meter

IV.           Langkah Kerja
1.       Buatlah rangkaian schematic dan layout PCB nya seperti gambar dibawah ini;

Schematic Rangkaian 2 Relay

Layout PCB

2.       Setelah selesai anda membuatnya,kemudian print lalu di photocopy di kertas plastik secukupnya.
3.       Setelah selesai,kemudian anda potong papan pcb seperlunya…lalu cetak jalur rangkaian nya di papan pcb menggunakan  kertas jilid yang sudah anda photocopy tadi dengan cara menaruh jalurnya diatas papan pcb kemudian disetrika selama kurang lebih 5menit.
4.       Setelah selesai disetrika ,llu anda angkat kertas jilidnya dari papan pcb..jika ada jalur yang terputus bisa anda sambungkan dengan cara menebalkan menggunakan spidol permanent.
5.       Setelah selesai ditebalkan menggunakan spidol permanent hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah melarutkan papan pcb tadi ke dalam larutan Feriklorida

6.       Setelah anda selesai melarutkannya,lalu lubangi titik2 tempat posisi komponen yang akan dipasang menggunakan bor tangan lalu letakkan komponen di posisi2 yang sudah ditentukan lalu disolder hingga hasilnya seperti dibawah ini ;



A.      Merancang Bangun Alat
       Jika semua komponen telah lengkap dan rangkaian relay sudah jadi hal yang harus dilakukan selanjutnya ialah merancang letak lampunya sebagai berikut ini; 
1.       Pasanglah stop kontak pada tiap lampu dan juga trafo. 
2.       Buatlah pengkabelan pada lampu kemudian putuskan salah satu kabel, sambungkan ke kaki output relay.Kemudian sambunglah ke stop kontak. 
3.       Sambungkan 2 kabel rangkaian relay ke trafo sebesar 9 volt. Trafo ini berfungsi untuk menghidupkan indicator LED dan rangkaian Relay. 
4.       Kemudian sambungkan stop kontak lampu ke terminal listrik ke 22o volt. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan arus listrik sehingga dapat menghidupkan arus listrik. 

Untuk mengontrol lampu dengan relay kta bisa menggunakan PORT A dan Port B dari system minimum.Program Codevision AVR ini adalah program yang berfungsi untuk memicu arus ke pin2 PORT sismin untuk menghidupkan lampu dengan bilangan Biner.

Logika dari program ini adalah jika diberi bilangan Biner 1 maka arus akan mengalir di Port tersebut dan Apabilan bilangan Biner 0 maka arus tidak akan mengair di Port Tersebut. Maka untuk membuat program menghidupkan lampu kita hanya perlu memodifikasi logika biner tersebut pada PORT-PORT yang tersedia di sismin. 

B.      Langkah- Langkah Mengisi Program menggunakan codevision AVR dan ProgISP : 
1.       Bukalah program CodeVision AVR 
2.       Klik file lalu pilih New kemudian pilih projecta lalu klik ok kemudian klik yes 
3.       Kemudian akan mucul dialog di layar anda seperti apada gambar dibawah ini lalu pilih AT90,Atiny,Atmega


  4.       Kemudian edit chip dan clock sesuai dengan nilai Crystal dipakai pada rangkaian downloader seperti pada gambar dibawah ini ;


5.       Lalu klik ports.kemudian setting Ports mana yang mau kita pakai..untuk menghidupkannya klik pada tombol In dan akan berubah menjadi Out seperti pada gambar dibawah ini; 




6.       Kemudian simpan dengan nama file yang kita inginkan.maka hal yang selanjutnya akan terjadi dan muncul lembar kerja pada layar anda seperti pada gambar dibawah ini;







7.       Kemudian klik menu Build lalu pilih Build All, tunggulah proses compling hingga selesai.jika selesai maka akan tampil dilayar anda seperti pada gambar dibawah ini ;




8.       Lalu bukalah program ProgISP seperti pada gambar dibawah ini ;


C.      Cara Memasukkan Program Ke Rangkaian Sismin; 
       1.       Sambungkan rangkaian downloader menggunakan kabel printer dan hubungkan rangkaian downloader ke rangkaian  sismin menggunakan kabel jumper.Lalu hubungkan pin PORT A ke pin Lampu A dan pin Lampu B ke Lampu beh.dan jangan lupa member jumper ke VCC dan Ground. 
       2.       Jika telah selesai tersambung dan terdeteksi di laptop bukalah Program Progisp..kemudian pilih chip ATMEGA8535-16PU. 
        3.       Kemudian klik Load Flash carilah file yang disimpan dengan extension .hex setelah ketemu kemudian klik Auto . 
       4.       Tunggu hingga proses selesai..setelah selesai maka program sudah terisi ke chip rangkaian sismin dan menggerakkan relay untuk menghidupkan lampu.
       5.       Untuk menghapus programmnya dan mematikan lampunya klik erase. 
    
V.             Kesimpulan
a.       Mahasiswa sudah dapat mengendalikan sebuah alat menggunakan relay dan relay dapat mengontrol output sirkuit untuk daya tahan yang lebih tinggi
b.      Relay berfungsi sebagai proteksi/perlindung yang sangat penting untuk menjaga kesalahan dalam system diisolasi dan menjaga agar peralatan agar tidak rusak.

RANGKAIAN ALAT 2 RELAY

Posted by : Unknown
Date :Kamis, 25 Juni 2015
With 0komentar

Shortest Job First

| Minggu, 10 Mei 2015
Baca selengkapnya »



Nama : Merna Ermi Yanti
Nim : 061430700538 


Pengertian Shortest Job First

SJF (Shortest - Job - First) adalah Penggabungan setiap proses merupakan panjang dari brust CPU berikutnya. Panjang tersebut digunakan untuk penjadwalan proses pada waktu terpendek.

Terdapat 2 skema
1.      Nonpreemptive (harus diselesaikan)
Cpu hanya sekali diberikan pda suatu proses. maka proses tsb tetap memakai cpu hingga proses tsb melepaskannya.

1.      Preemptive (bisa berhenti di tengah jalan)

Contoh :
Process
Arrival Time
Burst Time
P1
0.0
7
P2
2.0
4
P3
4.0
1
P4
5.0
4

 SJF (Non-preemptive)
|===========|===|=====|=====|
0                7    8     12          16
P1                 p3   p2       p4

Waiting time

P1 = 0
P3 = 7 - 4 = 3 (dilihat arrival time)
P2 = 8 - 2 = 6 (dieksekusi mulai waktu ke-8 tapi datang pada waktu ke-2)
P4 = 12 - 5 = 7 (dieksekusi mulai waktu ke-12 tapi datang waktu ke-5)

Average waiting time

0 + 6 + 3 + 7 / 4 = 16/4 = 4




**** SJF (Preemptive) ****
|====|====|===|=====|=========|=========|
0  2    4  5     7      11      16
 p1    p2    p3 p2    p4     p1

pada waktu 0 P1 dieksekusi, burst time = 7
pada waktu 2 P2 datang, burst time 4; P1 masih sisa 5 >> di run yg kecil dulu (P2) pada waktu 4 P3 datang, burst time 1; P2 masih sisa 2 >> di run yg kecil dulu (P3)

* waiting time
P1 = 0 + 9 (9 berasal P1 di run 11 datang 2)
     = 9
P2 = 0 + 1 (1 berasal P2 di run 5 datang 4)
     = 1
P3 = 0 (datang wktu 4 dieksekusi waktu 4)
P4 = 7 - 5 (datang waktu 5 dieksekusi 7)
 
Contoh Penjadwalan Proses SJF:
      Terdapat empat proses A,B,C,D dengan waktu jalan selama 8,7,6,5 kwanta
Cara I Proses-proses dijadwalkan berurutan sebagai A, B, C, D
 
Cara II Proses-proses yang dijadwalkan secara SJF yaitu berurutan D, C, B, A






cara menghasilkan turn arround time yang ditunjukkan pada gambar (c). Cara I turn arround time rata-rata adalah 17,5 kwanta, sedangkan cara II adalah 15 kwanta.
walaupun mempunyai turn arround yang bagus, SJF mempunyai masalah, yaitu :

  1. Tidak dapat mengetahui ukuran proses saat proses masuk
  2. Proses tidak datang bersamaan sehingga penetapannya harus dinamis
Untuk mengetahui ukuran lama proses agar dapat ditetapkan yang terpendek, biasanya dilakukan dengan cara pendekatan. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat estimasi berdasarkan perilaku historis sistem. 
Historis Sistem adalah kajian teoritis untuk pembandingan dalam pembandingan turn arround time.  

Kelemahan :
 Mempunyai overhead lebih besar dibanding SJF. SRF perlu penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang harus menangani peralihan.
Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan.
Job-job lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama dibanding pada SJF.


Kesimpulan
SRF perlu menyimpan waktu layanan yang telah dihabiskan , menambah overhead. Secara teoritis, SRF memberi waktu tunggu minimum tetapi karena overhead peralihan, maka pada situasi tertentu SFJ bisa memberi kinerja lebih baik dibanding SRF

Shortest Job First

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 10 Mei 2015
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲